--> Kang-Mauk : Kisah dan cerita | informasi dan tips yang bermanfaat

informasi menarik dan menyenangkan

www.kangmauk.blogspot.com
Showing posts with label Kisah dan cerita. Show all posts
Showing posts with label Kisah dan cerita. Show all posts

Monday, July 14, 2014

no image

Inilah !!! 10 Tips Belajar Pintar

Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat


Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.
1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.
8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.

Sumber : beritaunik.net

Thursday, May 15, 2014

no image

Raja Fir’aun Kalah dengan Keyakinan Seorang Ibu

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat


Penderitaan Bani Israil
Ilustrasi - Peta Mesir dan Sungai Nil. (inet)

Saat itu, penduduk Mesir terbagi menjadi dua bagian, Bani Israil dan Koptik. Musa as. dari kalangan Bani Israil; sedangkan Fir’aun dari kalangan Koptik. Orang-orang Bani Israil hidup dalam penindasan Koptik yang berkuasa saat itu.
Kebanyakan Bani Israil dieksploitasi untuk kerja-kerja kasar dan berat, atau dengan kata lain mereka telah menjadi budak. Sebelumnya, di zaman Nabi Yusuf as., Mesir berada dalam penjajahan pihak asing sehingga tidak mengherankan jika kaum pendatang mendapatkan banyak keistimewaan untuk melemahkan posisi pribumi. Sedangkan mendekati masa kehidupan Nabi Musa as., pribumi berhasil kembali berkuasa. Maka tiba saatnya kaum pendatang berbalik menjadi kaum yang tertindas.
قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا
“Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang.” [Al-A’raf: 129].
Disebutkan juga beberapa bentuk penderitaan Bani Israil:
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
“Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al-Qashash: 4].
Dalam sebuah perbincangan dengan para pejabat pemerintahan, Fir’aun teringat dengan janji Allah swt. kepada Nabi Ibrahim as. bahwa di antara keturunannya akan ada yang menjadi nabi sekaligus raja. Ada beberapa pejabat yang berkata, “Orang-orang Bani Israil sedang menunggu-nunggu janji tersebut. Mereka sama sekali tidak meragukannya. Awalnya, mereka mengira janji itu terwujud dengan diutusnya Yusuf as. Tapi setelah beliau wafat, mereka yakin bahwa bukan Yusuf as. yang dijanjikan Allah swt.” Maka Fir’aun pun bertanya, “Lalu apa pendapat kalian?”
Fir’aun ingin tahu bagaimana cara menjaga kekuasaannya dari ancaman datangnya seorang nabi dan raja dari kalangan Bani Israil. Setelah bertukar pendapat, mereka pun bersepakat untuk menyebarkan petugas, berkeliling di kantong-kantong Bani Israil. Kalau didapati ada bayi laki-laki, maka harus segera dibunuh. Hanya bayi laki-laki yang mereka bunuh karena seorang nabi harus berkelamin laki-laki. Tidak ada nabi perempuan.
Akan datang Musa, janji Allah swt. yang disampaikan nabi Ibrahim as. Saat itu, nabi yang dijanjikan Allah swt. hanyalah seonggok bayi yang tidak tahu apa-apa, tidak bisa apa-apa. Kepada makhluk kecil inilah sebenarnya ketakutan Fir’aun, padahal dia telah mengaku dirinya sebagai Tuhan yang berkuasa melakukan apa saja.
Sungguh hanya kekuasaan Allah swt. yang bisa melakukannya. Karena hati manusia berada di antara dua jemari Allah swt. Dengan mudahnya, dibolak-balikkan. Seorang Fir’aun yang sangat berkuasa bisa terganggu dan merasa terancam dengan seorang bayi kecil yang tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya Allah swt. lah yang berkuasa memberi bayi itu kekuatan. Allah swt. Maha Kuat, Maha Berkehendak, Maha Mengatur segalanya.
Setelah beberapa tahun pemberlakuan politik ini, mereka tidak menyadari bahwa kalangan tua Bani Israil banyak yang meninggal dunia karena faktor usia; sedangkan kalangan anak kecil meninggal karena dibunuhi. Ada beberapa pejabat yang menyampaikan kekhawatiran, “Politik yang kita jalankan sebentar lagi akan membuat Bani Israil punah. Kalau mereka punah, maka kalian harus kembali mengerjakan tugas-tugas keras dan berat yang sebelumnya mereka kerjakan. Maka sebaiknya, tidak setiap tahun politik ini diberlakukan. Satu tahun dijalankan; satu tahun tidak. Kalau demikian, maka anak-anak yang dibiarkan tumbuh besar akan menggantikan orang-orang tua yang meninggal dunia. Kalian akan bisa mengendalikan jumlah mereka, sehingga tidak akan melebihi jumlah kalian, dan juga tidak akan punah.” Mereka pun sepakat dengan jalan keluar ini.
Melahirkan Musa
Ibunda Musa as. mengandung Harun pada tahun tidak diberlakukannya pembunuhan anak sehingga beliau tidak perlu menyembunyikan kehamilannya. Kemudian beliau mengandung Musa pada tahun diberlakukannya pembunuhan anak sehingga beliau merasa sangat sedih dan takut.”
Saat itu suasana sangat mencekam dan menakutkan. Banyak orang dibunuh atau terpaksa melarikan diri mencari keselamatan. Tahun itu adalah tahun diberlakukannya politik pembunuhan bayi laki-laki. Saat itu sangat nampak kekejaman Fir’aun dan para pendukungnya dari kalangan Koptik. Penderitaan Bani Israil tersebut digambarkan Al-Qur’an dalam banyak ayat.
 وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.” [Al-Baqarah: 49].
Selain dari kalangan tertindas, keluarga Musa termasuk keluarga yang sangat miskin dan lemah. Ibu Musa adalah wanita biasa, yang tidak mempunyai rencana bagaimana menyelamatkan anaknya. Oleh karena itu hatinya selalu berdebar dan bersedih meratapi nasib bayi kecilnya nanti. Bagaimana mungkin beliau bisa menyelamatkannya dari kekejaman Fir’aun dan para jagalnya. Tidak bisa digambarkan suasana hati beliau saat itu. Seluruh bagian dirinya turut merasa takut dan mengkhawatirkan keselamatan anaknya.
Namun Allah swt. memberikan ilham yang membuatnya hatinya lebih teguh, kuat, tenang, dan yakin dengan pertolongan dari Allah swt. Allah swt. juga menunjukkan jalan untuk menyelamatkan bayinya. Beliau diperintahkan untuk menyusuinya dengan tenang, lalu memasukkannya ke dalam kotak untuk melarungkannya di sungai Nil jika khawatir akan diketahui pasukan Fir’aun. Ketika melarungkan anaknya, hendaknya merasa yakin dengan pertolongan Allah swt., dan menyerahkan semuanya kepada Allah swt. Karena saat itu, Musa berada dalam perlindungan Allah swt. yang Maha Menciptakan, Memberi Rezeki, dan Memberi Kehidupan.
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” [Al-Qashash: 7]
Dalam ayat ini terdapat dua janji Allah swt.:
Pertama, janji yang dekat. Allah swt. akan menyelamatkan Musa dan memulangkannya. Bahkan beliau akan menerima upah menyusui anaknya sendiri. Allah swt. mempunyai caranya sendiri untuk memulangkan Musa sehingga hidup dengan aman dengan ibunya.
Kedua, janji yang jauh. Allah swt. akan menjadikan Musa sebagai seorang rasul. Ini berarti Musa akan hidup hingga dewasa dan menjadi seorang nabi. Bahkan Musa akan dapat mengalahkan Fir’aun seperti disebutkan sebelumnya.
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ.
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” [Al-Qashash: 5-6].
Sungguh janji yang sulit dipercaya. Musa sudah hanyut dibawa arus sungai yang dalam dan panjang. Mana mungkin dia bisa selamat. Walaupun demikian, kalau seseorang beriman kepada Allah swt., dia pasti akan meyakini bahwa Allah swt. tidak akan memungkiri janji-Nya.
Seorang ibu dengan penuh cinta menyusui anaknya, lalu bagaimana perasaannya ketika dia memasukkannya ke dalam kotak? Apa yang dirasakannya ketika kotak itu dilepaskan  ke sungai, bergoyang-goyang terkena gelombangnya, kadang berputar-putar di pusarannya? Iman kepada Allah swt. benar-benar melahirkan keyakinan; keyakinan melahirkan keberanian.
Setelah melepas kepergian anaknya, hati ibu Musa pun terus memikirkannya. Inilah manusia, yang lemah dan kadang bisa berubah-ubah keadaannya. Kalau tanpa taufiq dan hidayah dari Allah swt., tentu dia akan bertindak yang ceroboh yang bisa membahayakan anaknya sendiri. Namun Allah swt. menguatkannya sehingga tetap yakin dengan pertolongan Allah swt. Beliau hanya memerintahkan kakak perempuan Musa untuk mengikuti secara sembunyi-sembunyi ke mana Musa pergi.
وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ. وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ.
“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa.  Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.” [Al-Qashash: 10-11].
Musa Selamat; Tanda Kekuasaan Allah swt.
Allah swt. yang memelihara seorang bayi di dalam rahim ibunya. Dan Allah swt. jugalah yang memeliharanya setelah lahir. Allah swt. memberinya petunjuk, menyiapkan rezekinya, dan menyiapkan orang yang akan menjaganya dari segala bahaya. Bahkan dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, Musa akan dipelihara oleh Asiyah, istri Fir’aun sendiri. Dengan kata lain, dia akan tumbuh berkembang bersama Fir’aun, orang yang selama ini sebenarnya ingin mengeyahkannya dari kehidupan.
Di antara kekuasaan Allah swt. pada peristiwa ini:
Pertama, Allah swt. menyelamatkan Musa dari tenggelam di sungai. Itu karena semua makhluk adalah tentara Allah swt. Jika Allah swt. memerintahkan, mereka selalu dalam kondisi siap melaksanakan tugasnya. Kalau tidak demikian, bagaimana mungkin kotak itu sampai ke alamat dengan tepat? Air sungai adalah tentara Allah swt. yang diperintahkan-Nya mengantar Musa ke istana Fir’aun. Nantinya air jugalah yang akan diperintahkan Allah swt. untuk membinasakan Fir’aun. Air keselamatan, air kebinasaan.
وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Al-Fath: 7].
Kedua, Allah swt. menyiapkan keluarga Fir’aun untuk memungut dari sungai Nil sehingga selamat dari tenggelam. Padahal mereka adalah musuh yang menunggu-nunggu waktu untuk membunuhnya.
فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firaun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” [Al-Qashash: 8].
Ketiga, Allah swt. menumbuhkan rasa cinta di hati istri Fir’aun kepada bayi tersebut. Padahal suaminya adalah raja yang sangat kejam. Istri Fir’aun tersebutlah yang nantinya akan menjadi pelindung Musa dari segala bahaya yang mengancamnya. Karena Fir’aun sebenarnya tidak setuju dengan keputusan istrinya mengambil dan mengadopsi bayi tersebut.
وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
“Dan berkatalah istri Firaun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.” [Al-Qashash: 9].
Keempat, Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa istri Fir’aun membawa Musa ke beberapa wanita untuk disusui. Namun tidak ada yang bisa menyusuinya. Hingga datanglah saudara perempuan Musa yang sebelumnya diperintahkan ibunya untuk mengikuti perkembangan kabar Musa. Maka saat itu, dia menawarkan kepada istri Fir’aun untuk mencarikan wanita yang cocok untuk menyusuinya.
وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ. وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ.
“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlulbait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” [Al-Qashash: 11-12].
Hal tersebut dikehendaki dan diatur Allah swt. agar Musa pulang dan bertemu dengan ibunya lagi.
فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” [Al-Qashash: 13].
Demikianlah, ketika sudah berjanji, Allah swt. pasti akan menepatinya. Segala yang dikehendaki Allah swt. pasti akan terwujud. Kewajiban manusia hanya mengimani kehendak Allah swt. dan bertawakal kepada-Nya.

Sumber: dakwatuna.com

Wednesday, May 14, 2014

no image

Subhanallah " Cahaya itu Berasal Dari Makamnya "

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat


Sepeninggalnya kami selalu membicarakannya, dan masih terlihat di atas kuburnya cahaya yang menerangi, begitu kira-kira ungkapan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Menarik dan membuat iri (ghibthah), siapakah gerangan orang yang disebutkan oleh ibunda Aisyah tadi.
Kita akan mengulas kisah seorang pria agung ini dalam sejarah Islam, menjadi penawar kerisauan kaum muslimin akan masa depan Islam yang senantiasa mendapat tekanan dan diskriminasi oleh kafir Quraisy, lentera yang menyinari kaum muslimin yang hampir-hampir saja putus asa akibat serangan yang terus-menerus dilancarkan oleh kaum musyrikin. Pada waktu itu datanglah perintah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berhijrah ke negeri Habasyah sebuah negeri yang asing bagi mereka, terletak di seberang benua Asia yaitu benua Afrika. Dialah Raja Agung An-Najasyi yang menjadikan keadilan dan kesejahteraan sebagai simbol pemerintahannya. Sehingga kaum  muslimin yang berhijrah ke Habasyah mendapatkan suaka politik yang luar biasa, berbanding seratus delapan puluh derajat daripada di Makah.
Sebelum kita lanjutkan kisah yang hampir terlupakan dalam kabut sejarah ini, ada baiknya kita menelisik lebih dalam siapa pria ini, bagaimana keluarganya, apa saja peristiwa yang kemudian membentuk ketangguhan dan ketegarannya dalam prinsip yang diyakininya?.
Dia bernama Ashamah Ibn Abjar, ayahnya adalah seorang raja di negeri Habasyah, sementara dia tidak memiliki anak selain Ashamah ibn Abjar. Tak lama kemudian angin kebusukan bertiup dari elit negara yang ingin menyingkirkan sang raja. Pada akhirnya mereka membunuhnya, dan kerajaan jatuh ke tangan saudara laki-laki nya. Kemudian Ashamah diasuh oleh pamannya, mulai terlihat darinya sifat-sifat kecerdasan, ketegaran, kepiawaian dalam berdialog, dan kepribadian yang tangguh, sehingga semua hal itu menyita perhatian pamannya.
Kemudian hawa tak sedap mulai dihembuskan oleh syaitan kepada para elit kerajaan, mereka berkata; “demi Allah, kita khawatir kalau seandainya anak muda ini, akan mewarisi tahta kerajaan, niscaya dia pasti akan menuntut balas atas kematian ayahnya. Lalu ia akan membunuh kita semua”.
Kemudian mereka datang kepada sang raja mengadukan keresahan dan kegundahan, mereka belum tenang kalau belum membunuh atau mengusirnya dari wilayah kerajaan. Sang raja berkata kepada mereka “kalian adalah seburuk-buruk kaum, dan sekarang kalian minta aku membunuhnya, demi Allah tidak akan terjadi hal demikian”
kemudian mereka kembali membujuk sang raja demi menghilangkan rasa was-was dan kekhawatiran mereka, “kalau begitu kita usir saja dia jauh dari negeri kita”, kemudian sang raja terpaksa mengikuti kemauan mereka.
Demikian sunnatullah berlaku kepada orang zhalim, hidupnya selalu saja dipenuhi dengan derita dan kekhawatiran, setelah satu hari atau beberapa hari kepergian Ashamah dari negerinya, langit seolah-olah marah dan mengamuk kepada mereka dan bumi pun seakan-akan berguncang hebat, dikarenakan kematian sang raja yang tidak lain adalah paman Ashamah Ibn Abjar. Para elit kerajaan berusaha mencari pengganti dari anak-anaknya yang berjumlah 12 orang namun tak seorang pun dari mereka yang pantas, layak dan siap menggantikan tahta kerajaan. Sehingga kesulitan dan kecemasan akan kondisi pemerintahan membuat mereka khawatir akan serangan negeri-negeri tetangga.
Kemudian salah seorang dari mereka berkata “demi Allah tidak stabil negeri ini tanpa dipimpin oleh pemuda yang dulu telah kalian usir, jika kalian benar-benar peduli dengan nasib negeri ini, maka cari dan temukan dia kembali”.
Mereka para petinggi kerajaan pun mencari pemuda tersebut, untuk diletakkan mahkota kerajaan kepadanya, dan mereka memanggilnya dengan “An-Najasy”, raja muda ini pun memimpin negerinya dengan ilmu dan hikmah sehingga kondisi kerajaan kembali stabil dan tercipta keamanan dan kesejahteraan bagi rakyat

Sumber: dakwatuna.com

Saturday, May 10, 2014

no image

Kisah Teladan : Demi Menebus Dosa Segigit Apel

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat

Demi Menebus Dosa Segigit Apel

Ambillah sebuah pelajaran berharga dari seorang Pemuda yang begitu takut karena menggigit apel yang bukan haknya,
Semoga kita bisa mencontoh kehati-hatiaannya dalam menjaga dirinya dari perkara dosa dan perkara yang haram, demi keselamatan di akhirat kita.
Menebus Dosa Karena Mengambil Apel___________________________________________________________
Kisah seorang pemuda yang menemukan apel
Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Ditengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah”
Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”.
Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel. Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat.
“Assalamualaikum….”
“Waalaikumsalam wr.wb.”. Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya.
Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.
“Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua”. tanya pemuda itu.
Lalu pak tua itu menjawab. “Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”Baiklah pak, saya mau.”
Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu. Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun.
“Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?”
Pak tua itu diam sejenak. “Belum.”
Pemuda itu terhenyak. “Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu.”
“Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi.”
“Apa itu pak tua?”
“Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?”
“Ya, aku mau.” jawab pemuda itu.
Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. “Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak…dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi diap un ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.
“Baiklah pak, aku mau.”
Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itu pun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya.
Seketika itupun dia berlari keluar mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya.
Dalam larinya ia bergumam ” Ya Alloh Ampunilah aku ” ia berucap demikian karena takut yang didalam bukanlah isterinya sehingga bisa timbul fitnah dan bisa terjebak kepada kategori khalwat yang terlarang yaitu berduaan dengan seorang yang bukan mukhrimnya.
Kemudian iapun bertemu pemilik kebun atau mertuanya dan bertanya,
“Ayahanda…siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?”
Pak tua itu tersenyum dan menjawab. “Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istrimu.”
Pemuda itu tampak bingung. “Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku?
Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?”
Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. “Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat.”
Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih: “Subhanallah…..”
Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah.
Semoga Bermanfaat
Allahu A’lam

Thursday, May 1, 2014

Cerita Inspiratif tentang UNDANGAN KHUSUS BUAT ERDOGHAN ( PM TURKI) dari Seorang Anak Yatim

Cerita Inspiratif tentang UNDANGAN KHUSUS BUAT ERDOGHAN ( PM TURKI) dari Seorang Anak Yatim

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat

UNDANGAN KHUSUS BUAT ERDOGHAN ( PM TURKI)... Seorang anak di Turki meminta pada gurunya untuk mengirimkan undangan buat Erdoghan PM Turki, agar bisa hadir bersamanya dlm acara pesta para Ayah untuk anak yang diselenggarakan oleh sekolahnya krn anak tersebut yatim. Dan guru tersebut betul-betul mengirimkan undangan itu dgn tetap meminta agar anak tersebut tidak bersedih kalau seandainya Erdoghan tdk dapat hadir dalam acara tersebut karena kesibukannya. ...Pada saat acara berlangsung para hadirin dikejutkan dgn kedatangan Erdoghan dan pada saat itu Erdoghan berkata kepada para guru:"Aku adalah wali murid dari anak ini dan aku datang untuk menghadiri acara ini. "
 

Friday, April 25, 2014

no image

Mengabdi Selama 26 Tahun Menjadi Honorer,Tak Kunjung di Angkat Menjadi PNS

Rosdiana (tengah) sedang mengelukan nasibnya yang lama jadi tenaga honorer kepada wakil rakyat, Oyo Sukarya (kiri) ditemani mur


Assalamu'alaikum wr.wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat


KUNINGAN- KISAH memilukan dialami seorang warga Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Rosdiana (59). Pada usianya yang mendekati masa pensiun, guru MI Guppi Karang Baru Cipedes, Kecamatan Ciniru, itu merasa tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Ini terungkap ketika dirinya menyambangi gedung DPRD Kuningan, kemarin (11/9). Dengan mengenakan seragam pegawai, ia menuturkan kisahnya itu kepada salah seorang wakil rakyat asal F-Golkar, Oyo Sukarya SE MMPub.
“Sejak lulus madrasah aliyah (MA) tahun 1984 saya mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di MI Guppi Karang Baru Cipedes. Untuk menuju sekolah tersebut saya harus berjalan kaki naik turun sepanjang 2 KM,” tutur ayah beranak dua itu yang mengaku tidak mampu membeli sepeda motor.
Selama 26 tahun tersebut dirinya mencoba mengikuti testing PNS sebanyak dua kali. Namun upayanya selalu gagal. Lamanya masa bakti tampaknya tidak berpengaruh pada cepat atau lambatnya pengangkatan. Bahkan Rosdiana menyebutkan, terdapat ratusan guru honorer lain yang bermasa kerja lama namun belum terangkat.
“Malah saya kesusul sama murid-murid saya yang kini sudah jadi guru juga di sekolah yang sama. Salah satunya Athaulah Ahmad ini,” ujar Nana—sapaan akrabnya—seraya tanggannya memegang bahu Athaulah Ahmad yang tengah duduk di sampingnya.
Sambil menyodorkan lembaran NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Nana mengaku telah memilikinya. Harapan pria yang mencoba nyambi mencari rumput makanan domba itu, segera dapat menikmati penghasilan besar dengan menjadi pegawai negeri. Sebab selama ini ia hanya bisa memperoleh gaji Rp750 ribu/3 bulan dengan tambahan dari dana BOS Rp300 ribu/3 bulan.
Meski status yang disandangnya sebagai tenaga guru Kemenag, Nana mengaku, sempat meminta pertolongan kepada bupati beberapa tahun lalu. Bahkan keluhannya itu disampaikan sebanyak 2 kali. Tapi tetap statusnya tidak berubah lantaran merupakan kewenangan Kemenag.
Dengan iktikad ibadah, Nana terus menjalani profesinya sebagai tenaga pengajar. Sebab antara dirinya dengan murid seolah tidak ada jarak. Bahkan ia menganggap para muridnya itu sebagai anak sendiri. Sang Umar Bakri ini betul-betul menjiwai profesinya sebagai tenaga pendidik.
“Saya memang sejak kecil bercita-cita ingin menjadi guru, makanya sulit ditinggalkan. Padahal orang lain banyak yang menyuruh saya untuk menjalani profesi lain, namun tidak saya hiraukan,” kata Nana.
Menanggapi keluhan Nana, Oyo Sukarya selaku anggota dewan merasa prihatin. Dengan adanya fenomena seperti itu maka ia berkesimpulan ada yang salah dengan sistem kepegawaian di lingkungan Kemenag. Oyo berharap, semoga ada solusi yang bisa memanusiakan manusia.
“Kasihan Pak Nana, untuk menggapai harapannya menjadi PNS sampai ditelan usia. Nasib yang dialami beliau, mungkin dialami pula oleh para guru honorer lain yang diperkirakan ratusan orang,” ungkapnya. (ded)

Sumber : radarcirebon.com


Kisah Mengharukan dibalik "HYMNE GURU"

Kisah Mengharukan dibalik "HYMNE GURU"

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat

Cerita Mengharukan dibalik "HYMNE GURU"

Siapa yang tak kenal lagu ini lirik hymne guru berjudul “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa“? Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari Senin, lagu ini selalu dinyanyikan.



Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa senjanya hidup dalam kesederhanaan. Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun, 29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun. Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.

Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik. Sartono yang beragama Islam itu melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.

Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur, dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.

Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari dari Rp 1 juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.

Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.



BERMULA DARI LOKANANTA 
Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak. Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.

Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3 Surabaya. Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam. “Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono, yang mengaku sudah susah mengingat tahun.
Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di sana selama tiga bulan,” jelasnya.

DARI SECARIK KORAN

Ihwal penciptaan lagu himne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980, Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.

Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,” jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.

Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis syairnya.”

Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang. “Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono. Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”

“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.

Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya. Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.

PENGHARGAAN MINIM

Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.

Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000. Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.

Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.

Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru. Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. 


sumber 

Wednesday, October 2, 2013

Subhanallah Inilah Orang-orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat

Subhanallah Inilah Orang-orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat


Renungan dan Cerita Penyejuk Hati
Mudah-mudahan Allah SWT Menjadikan kita orang yang beruntung di dunia dan diakhirat Amiin Yaa Robbal Alamiin

 
Subhanallah Inilah Orang-orang Yang Didoakan Oleh Para Malaikat


Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’"
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
(tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’"
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’"
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur"
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Sunday, July 21, 2013

no image

Kisah dan Cerita Inspiratif: Kisah Mengharukan Nenek Penjual Tempe




KISAH DAN CERITA INSPIRATIF
 
Kisah Mengharukan Nenek Penjual Tempe

     Tuhan selalu punya jawaban atas doa seseorang. Jawaban doa itu bisa iya, bisa tidak, atau.. Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk umat-Nya, seperti dalam kisah berikut ini.

            Di sebuah pinggir kota, hidup seorang nenek yang hidup seorang diri. Untuk dapat menyambung hidup, nenek tersebut berjualan tempe setiap hari. Pada suatu hari, sang nenek terlambat memberi ragi, sehingga tempe tidak matang tepat pada waktunya. Saat daun pisang pembungkus tempe dibuka, kedelai-kedelai masih belum menyatu. Kedelai tersebut masih keras dan belum menjadi tempe.

           Hati sang nenek mulai menangis. Apa yang harus dilakukan? Jika hari ini dia tidak bisa menjual tempe tersebut, maka dia tidak akan dapat uang untuk makan dan membeli bahan tempe untuk esok hari. Dengan air mata yang masih mengalir, sang nenek mengambil wudhu lalu salat Subuh di rumahnya yang sangat kecil dan memprihatinkan.

"Ya Allah, tolong matangkan tempe-tempe itu. Hamba-Mu tidak tahu harus berbuat apalagi untuk menyambung hidup dengan cara yang halal. Hamba tidak ingin menyusahkan anak-anak hamba. Kabulkan doa hamba-Mu yang kecil ini ya Allah.." demikian doa sang nenek dengan linangan air mata.

             Setelah selesai salat Subuh, sang nenek membuka daun pisang pembungkus tempe, tidak ada satupun yang matang. Keajaiban belum datang, doanya belum dikabulkan. Tetapi sang nenek percaya jika doanya akan terkabul, sehingga dia berangkat ke pasar saat matahari belum bersinar, mengejar rezeki dengan menjual tempe.

                 Sesampai di pasar, sang nenek kembali membuka pembungkus tempe. Masih belum matang. Tak apa, nenek tersebut terus menunggu hingga matahari bersinar terik. Satu persatu orang yang berbelanja berlalu lalang, tetapi tak ada satupun yang mau membeli tempe sang nenek. Matahari terus bergerak hingga para pedagang mulai pulang dan mendapat hasil dari berjualan.

T          empe dagangan penjual lain sudah banyak yang habis, tetapi tempe sang nenek tetap belum matang. Apakah Tuhan sedang marah padaku? Apakah Tuhan tidak menjawab doaku? Begitulah rintihan hati sang nenek, air matanya kembali mengalir.

Tiba-tiba, ada seorang ibu yang menghampiri sang nenek. "Apakah tempe yang ibu jual sudah matang?" tanya sang pembeli.

Sang nenek menyeka air mata lalu menggeleng, "Belum, mungkin baru matang besok," ujarnya.

"Alhamdulillah, kalau begitu saya beli semua tempe yang ibu jual. Daritadi saya mencari tempe yang belum matang, tetapi tidak ada yang menjual. Syukurlah ibu menjualnya," ujar sang pembeli dengan suara lega.

"Kenapa ibu membeli tempe yang belum matang?" tanya sang nenek dengan heran. Semua orang selalu mencari tempe yang sudah matang.

"Anak laki-laki saya nanti malam berangkat ke Belanda, dia ingin membawa tempe untuk oleh-oleh karena di sana susah mendapat tempe. Kalau tempe ini belum matang, maka matangnya pas saat anak saya sampai ke Belanda," ujar sang ibu dengan wajah berbinar.

           Inilah jawaban atas doa sang nenek. Tempe-tempe itu tidak langsung matang dengan keajaiban, tetapi dengan jalan lain yang tidak dikira-kira. Ingatlah sahabat, Tuhan selalu punya jawaban terbaik untuk doa umat-Nya. Kadang sebuah doa tak langsung mendapat jawaban. Kadang doa seseorang tidak dijawab dengan 'iya' karena Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hamba-Nya.

http://www.merdeka.com/ireporters/kh...ual-tempe.html