Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat
Blog Berita Terkini
AS : Siapapun Pengganti Assad Akan Lebih Buruk Bagi AS
Washington (voa-islam.com) Dampak dari serangan senjata kimia oleh rezim Suriah menggelegak di seluruh dunia. Retorika dari berbagai pemimpin dunia yang melakukan pembicaraan menghukum Suriah terus berlangsung. Meskipun Suriah membantah menggunakan senjata kimia. Sementara itu, sekutu Presiden Bashar al-Assad menuduh pasukan oposisi menggunakna senjatas kimia.Sementara itu, pasukan oposisi menyangkal tanggung jawab atas serangan itu, dan mengatakan 1.300 orang tewas dalam serangan di pinggiran Damaskus.
Amerika Serikat
Amerika Serikat harus melakukan pilihan tindakan militer, sesudah bukti-bukti rezim Bashar al-Assad dalam menggunakan senjata kimia dalam skala besar, dan Amerika Serikat berpendapat rezim Assad bertanggung jawab atas serangan itu .
Tapi, Amerika Serikat dan Presiden Obama menghadapi kebingungan. Bagaimana jenis langkah kampanye besar-besaran yang diperlukan untuk menggulingkan Assad? Nantinya, dampak tergulingnya Bashar al-Assad akan mempunyai kerugian jangka panjang bagi Amerika Serikat. Siapapun yang akan menggantikan Bashar al-Assad Assad bisa lebih buruk bagi kepentingan AS daripada Assad sendiri. Karena, fakta dilapangan kekuatan oposisi yang paling kuat adalah kekuatan-kekuatan oposisi yang mempunyai hubungan langsung dengan Qaeda .
Intervensi militer semata hanya menghukum Assad, sesudah itu, Bashar al-Assad dibawa ke meja perundingan, dan pergantian kekuasaan di Suriah, tetap dalam skenario Amerika Serikat dan Israel, dan tidak menjadi anaman bagi masa depan keamanan Zionis-Israel. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan serangan ke Suriah, sekaligus mengeliminir kekuatan militer para pejuang Islam di Suriah yang memiliki relasi dengan al-Qaidah, seperti Jabah An-Nusrah
Cina
Cina adalah sekutu lama Suriah dan ingin menjaga pengaruhnya di negeri yang sudah porak-poranda
Cina mengatakan dengan tegas menentang penggunaan senjata kimia dan mendukung inspektur senjata kimia PBB. Tetapi, menolak setiap langkah militer yang akan digunakan terhadap Suriah. Cina menginginkan pembicaraan perdamaian melalui Konferensi Jenewa kedua di Suriah, sebuah inisiatif yang saat ini diragukan efektifitasnya.
Rusia
Rusia menjadi sekutu utama Suriah, sejak zamannya Presiden Hafez al-Assad. Rusia menjadi pemasok utama senjata bagi pemerintah Suriah, dan Rusia tidak ingin mengulangi seperti yang terjadi terhadap Libya atau Irak.
Rusia berusaha melindungi pemerintah Suriah, karena kepentingan militer dan ekonomi di negara itu. Tetapi tujuan kebijakan utama Rusia menghalangi upaya Amerika untuk membentuk pengaruh baru di Timur Tengah. Belum ini, Kepala Intelijen Saudi, Pangeran Bandar Bin Sultan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, dan mungkin Bashar al-Assad ditukar dengan minyak Arab Saudi dan Chechnya, agar Olimpiade di musim semi mendatang aman.
Rusia mempertahankan pengaruh selama konflik dengan menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi Suriah dari tekanan internasional.
Tapi pengaruh Rusia kini telah menurun karena AS dan sekutunya tidak mencari mandat PBB untuk melancarkan serangan militer ke Suriah .
Iran
Bagi Iran nampaknya Suriah adalah sekutu sangat strategis. Ini sangat sulit Iran melepaskan Suriah. Bahkan, Iran mendorong Hisbullah di Lebanon mendukung rezim Bashar al-Assad. Ribuan milisi Hisbullah ikut berperang ke Suriah.
Posisi Iran , sebagaimana digariskan oleh Menteri Luar Negeri Javad Zarif dan Presiden baru Hassan Rouhani, bahwa pemerintah Suriah adalah korban dari komplotan jahat internasional.
Iran percaya bahwa negara-negara Barat dan Arab hampir semua bersekongkol dalam upaya untuk menerapkan perubahan rezim di Suriah . Iran mengatakan tujuan utama dari rencana ini adalah untuk membuat wilayah ini lebih aman bagi Israel .
Suriah menjadi sekutu strategis Iran, selamanya, karena rezim minorita Alawiyyin Syiah ini, jika runtuh akan membuat Iran seperti kotak pandora, dan akan menghadapi skenario paling buruk bagi masa depan rezim Syiah di Iran. Selain itu, Suriah akan selalu menjadi kartu penekan oleh Iran menghadapi rezim despotis di kawasan Teluk.
Jordan
Jordan menginginkan solusi diplomatik, tetapi juga menjadi tuan rumah untuk pertemuan militer yang melibatkan Amerika Serikat , negara-negara Eropa , Saudi Arabia , Turki dan Qatar . Meskipun, dalam pertemuan itu, Jordan tidak ingin dilihat sebagai tuan rumah pertemuan, di mana ia ikut memutuskan intervensi terhadap Suriah .
Jordan merasa bahwa akan menempatkan diri mereka dalam situasi berbahaya dengan kemungkinan serangan rudal dari Suriah dan serangan teror yang dipicu oleh rezim Suriah, jika Jordan ikut dalam aksi serangan terhadap Suriah. Jadi Raja Jordania Abdullah, ingin lebih mencari aman belaka.
Inggris Raya
Perdana Menteri David Cameron adalah mendorong pemungutan suara di parlemen untuk mengambil bagian dalam aksi militer menanggapi serangan Suriah. Dia mengatakan respon apapun harus proporsional, semua langkah harus digunakna menghalangi penggunaan senjata kimia .
Perancis
Presiden Francois Hollande mengatakan Perancis memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil di Suriah dan akan meningkatkan bantuan militer kepada kelompok-kelompok oposisi. Dia juga mengatakan Perancis "siap menghukum mereka yang membuat keputusan membunuh orang-orang tak bersalah dengan senjata kimia", ucapnya.
Israel
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan siap setiap skenario dan tindakan apaun terhadap Suriah. Israel negara yang sangat situasi perang di Suriah, karena dampaknya akan langsung terhadap Suriah. Israel tidak ingin terjadi hilangnya kesiimbangan militer di Suriah. Israel tidak ingin Bashar al-Assad kalah total, dan jatuh, dan digantikan kekuatan Islam, karena ini sama berbahaya bagi Zionis-Israel.
Arab Saudi
Menteri Luar Negeri Saud Al - Faisal mengatakan pemerintah Suriah telah kehilangan identitas Arab dan menyerukan tindkan "tegas dan serius" terhadap rezim Bashar al-Assad. Saudi telah mengirim Kepala Intelijen Saudi, Pangeran Bandar bin Sultan kepada Moskow, dan bertemu dengan Presiden Putin, tetapi sebenarnya Saudi hanya menjalankan perintah Washington, dan Saudi juga tidak kekuasaan di Suriah jatuh ke tangan Mujahidin. af/wwb
Sumber : http://www.voa-islam.com