ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB
Salam Hangat dari Blogger Bogor Barat.....
Doa Paling Shahih Saat Berbuka Puasa
Oleh: Badrul Tamam
Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Saat berbuka puasa merupakan saat yang
membahagiakan bagi shaimin. Haus dan dahaga terobati dengan hidangan
berbuka. Namun, di tengah kesenangan itu janganlah lupa akan tuntunan
dalam menyantap hidangan berbuka, yaitu dzikir atau doa.
Saat akan menyantap hidangan berbuka hendaknya membaca basmalah (bismillah):
بِسْمِ اللَّهِ
Bismillaah
"Dengan menyebut nama Allah"
Dzikir di atas didasarkan pada hadits Umar bin Abi Salamah yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepadanya:
يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
"Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu." (HR Bukhari no. 4957 dan Muslim no. 3767 dari Maktabah Syamilah)
Dan juga hadits Aisyah radliyallah 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ
"Apabila seorang kalian ingin makan, hendaknya dia membaca "bismillah"." (HR. al Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1513)
Dan jika dahaga telah hilang, keringnya tenggorokan telah basah dengan air, dan terasa nikmatnya berbuka, baru berdoa:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahaba Dzoma’u Wabtallatil ‘Uruuqu Wa Tsabatal Ajru Insya Allah
"Telah hilang rasa dahaga, dan dan telah basah kerongkongan, serta telah tetap pahala insya Allah."
Doa di atas disandarkan pada hadits Ibnu 'Umar Radhiyallahu 'Anhuma yang menuturkan,
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ
اللَّهُ
"Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila berbuka beliau berdoa Dzahaba Dzoma’u Wabtallatil ‘Uruuqu Wa Tsabatal Ajru Insya Allah."
(HR. Abu Dawud no. 2357, al-Daruquthni, no. 2242. Syaikh Al-Albani
dalam Shahih Abi Dawud, no. 2066 menghukuminya sebagai hadits hasan,
al-Imam al-Daruquthni mengatakan: Isnadnya hasan, Al-Hakim mengatakan:
Ini hadits shahih, dan Al-Hafidz Ibnul Hajar mengatakan: Ini hadits
hasan)
Adakah Doa Lainnya?
Doa khusus lainnya yang dibaca saat berbuka antara lain,
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
"Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa, dan
atas Rizki-Mu aku berbuka." (HR. Abu Dawud dari Mu'adz bin Zuhrah, no.
2011 dari Maktabah Syamilah. Ibnu Sunni juga mengeluarkannya dalam
kitabnya “Amalul Yaumi wal Lailah” dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu
no:481, dan Abu Dawud no: 2358 dan dalam sanadnya ada Abdul Malik bin
Harun bin Antarah dilemahkan oleh Imam Ahmad dan Ad-Daruquthni. Dan
beliau berkata: Yahya berkata: demikianlah dia. Abu Hatim berkata: dia
matruk (ditinggalkan). Ibnu Qayyim berkata dalam Zadul Ma’ad 2/51:
hadits ini tidak benar)
Memang ada sebagian ulama yang
menghukuminya sebagai hadits hasan. Namun yang lebih kuat hadits ini
berstatus mursal dan berstatus dhaif sebagaimana yang diutarakan oleh
al-Albani dalam Dhaif Sunan Abi Dawud, no. 510. Beliau mengatakan:
"Hadits ini lemah sanadnya disamping karena mursal juga perawinya Muadz
bin Zahrah majhul (tidak dikenal) Lihat Irwaul Ghalil (4/38)."
. . . Bagi orang yang berpuasa dianjurkan untuk banyak berdoa di tengah-tengah pelaksanaan shiyamnya dan saat berbuka. . .
Perbanyak Berdoa Saat Berbuka
Sesungguhnya waktu berbuka adalah tempat
dikabulkannya doa, karena di penghujung ibadah. Sementara doa sesudah
selesai melaksanakan ibadah memiliki kedudukan agung dalam timbangan
syariat, seperti doa setelah melaksanakan shalat lima waktu dan ibadah
haji. Apalagi saat usai melaksanakan puasa, yang saat itu seseorang
dalam kondisi yang lemah dan kondisi yang sangat lemah, di tambah hati
yang lembut, akan lebih menguatkan untuk datang dan berharap kepada
Allah 'Azza wa Jalla.
Bagi orang yang berpuasa dianjurkan
untuk banyak berdoa di tengah-tengah pelaksanaan shiyamnya dan saat
berbuka. Hal ini ditunjukkan oleh renretan ayat shiyam yang diakhiri
dengan perintah doa.
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
“dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang-Ku maka sesungguhnya Aku dekat, Aku mengkabulkan seruan orang
yang berdoa apabila berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka memenuhi
perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”
(QS. Al-Baqarah: 186) ini menunjukkan akan pentingnya berdoa di bulan
ini.
Anjuran berdoa di saat berbuka juga diperkuat oleh sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang doa mereka tidak
ditolak oleh Allah: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia
berbuka, dan doanya orang yang terzalimi." (HR. Al-Tirmidi, Ahmad, Ibnu
Majah. Dishahihkan Syu'aib al-Arnauth dalam Tahqiq al-Musnad)
Dalam lafadz al-Tirmidzi, “ . . . dan orang yang berpuasa saat ia berbuka.” (Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin
berkata dipenghujung keterangan beliau tentang doa saat berbuka, “. .
.Yang penting kalau Anda berdoa dengan itu atau yang lainnya ketika
berbuka maka itu adalah tempat terkabulkannya (doa).” (Dinukil dari
Majmu’ Fatawa Sykeh Ibnu Utsaimin, 19 soal no. 341)
Kesimpulan
Bagi orang yang berpuasa silahkan berdoa
kepada Allah pada saat berbuka sesuai hajat yang dikehendakinya.
Seperti, meminta surga dan berlindung dari neraka, beristighfar (memohon
ampunan), dikuatkan imannya, dilapangkan rizki dan doa-doa yang
lainnya. Adapun membaca doa khusus yang disandarkan kepada berbuka
puasa, maka doa yang paling kuat adalah:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
"Telah hilang rasa dahaga, dan dan telah basah kerongkongan, serta telah tetap pahala insya Allah."
Doa ini lebih utama diamalkan dari pada
yang satunya karena derajatnya lebih baik. Dan Secara dhahirnya hadits
ini dibaca saat sudah mulai berbuka puasa bukan sebelumnya. Wallahu
Ta'ala a'lamSember : www.voa-islam.com
No comments:
Post a Comment
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter